I. PENDAHULUAN
Macet sepertinya hampir tiap hari disetiap kota, tentu saja kemacetan ini
membawa dampak tidak langsung terhadap kehidupan masyarakat, akibat
Meningkatnya jumlah penduduk berpengaruh pada tingginya frekuensi kegiatan di
pusat-pusat perniagaan, sehingga permintaan jasa transportasi semakin tinggi.
Salah satu penyebab kemacetan adalah kurangnya lahan parkir di pusat pusat
perkantoran atau bangunan publik. Dalam hal ini permasalahan parkir sangat
penting untuk dikaji lebih mendalam.
Ruang parkir yang dibutuhkan harus tersedia secara memadai. Semakin besar
volume lalu-lintas yang beraktivitas baik yang meninggalkan atau menuju pusat
kegiatan, maka semakin besar pula kebutuhan ruang parkir, jika parkiran pada
bangunan tidak cukup kendaraan tersebut akan mengambil parkir di tepi jalan di
sekitar kawasan tersebut, sehingga menyebabkan kesemrawutan. Jadi parkir di
jalan raya harus diatur dan dibatasi dengan cara menyediakan ruang parkir
sesuai kebutuhan, Banyaknya orang yang menggunakan jalan di sekitar bangunan
sebagai lahan parkir, dan berdampak pada angka kemacetan dan kecelakaan
lalu-lintas tinggi, menurunnya kapasitas jalan karena lebar efektif berkurang,
sehingga bila kelancaran arus lebih dipentingkan dari parkir dilakukan
pembatasan atau pelarangan parkir.
Salah satu bentuk solusi dalam masalah parkiran adalah pembuataan gedung
parkir vertikal, pembuatan gedung parkir vertikal ini sangat efektif dari
parkiran horisontal, karena parkiran horisontal tersebut sudah kurang efektif
untuk menampung banyaknya kendaraan pada satu area perkantoran atau sarana
publik lainnya yang memiliki lahan yang kurang luas. Gedung parkir vertikal
tentunya lebih banyak menampung kendaraan dalam suatu lahan yang kurang memadai
dan juga kapasitas tampung kendaraan yang jauh lebih besar.
Gedung parkir tentunya menjadi solusi yang sangat baik dalam permasalahan
parkiran, Tetapi pada gedung parkir ini juga memerlukan lahan yang agak luas,
agar dapat memberikan sirkulasi pergerakan baik kendaran maupun penggunanya
secara leluasa. Memberikan sistem pendukung yang lebih mengefektifkan gedung
parkir vertikal ini seperti mengaplikasikan sistem bangunan pintar.
Gedung parkir sendiri ialah gedung yang khusus dibangun untuk tempat parkir
kendaraan, dengan demikian pemakaian lahan terutama di kawasan pusat kota dapat
dilakukan secara efisien. Gedung parkir dapat dikombinasikan dengan pusat
kegiatan, di mana lantai basement dan beberapa lantai di atasnya digunakan
untuk parkir dan selanjutnya di atasnya ditempatkan bangunan pusat kegiatan
seperti pertokoan, perkantoran dan pusat kegiatan lainnya.
II. METODE
Metode yang akan digunakan dalam Kritik Arsitektur ini ialah dengan
menggunakan pendekatan gabungan. Pendekatan gabungan adalah metode pendekatan
yang menggabungkan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan ini
melibatkan asumsi-asumsi filosofis serta melibatkan kedua metode ini secara
kolektif.(Creswell,2009)
III. KAJIAN
Parkir ialah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara
karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Secara hukum dilarang untuk parkir di
tengah jalan raya, namun parkir di sisi jalan umumnya diperbolehkan. Fasilitas
parkir dibangun bersama-sama dengan kebanyakan gedung, untuk memfasilitasi kendaraan
pemakai gedung.Termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang
berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu lalu
lintas ataupun tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan menaikkan
dan/atau menurunkan orang dan/atau barang. Ada tiga jenis utama parkir, yang
berdasarkan mengaturan posisi kendaraan, yaitu parkir paralel, parkir tegak
lurus, dan parkir serong.
• Satuan Ruang
Parkir
Satuan ruang parkir (SRP) merupakan ukuran luas efektif untuk meletakkan
satu buah kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor). Di dalamnya
sudah termasuk ruang bebas di kiri dan kanan kendaraan dengan pengertian pintu
bisa dibuka untuk turun naik penumpang serta hal-hal tertentu seperti ruang
gerak untuk kursi roda khusus untuk parkir kendaraan bagi penderita cacat serta
ruang bebas depan dan belakang. Bila tanpa penjelasan, SRP adalah SRP untuk
mobil penumpang.
• Cara parkir
Bagi sebagian besar kendaraan bermotor, ada tiga cara parkir, berdasarkan
susunan kendaraan - parkir paralel, parkir tegak lurus, dan parkir serong. Ini
adalah konfigurasi di mana pengemudi kendaraan dapat mengakses parkir secara
mandiri.
a) Parkir paralel
Parkir sejajar di mana parkir diatur dalam sebuah baris, dengan bumper
depan mobil menghadap salah satu bumper belakang yang berdekatan. Parkir
dilakukan sejajar dengan tepi jalan, baik di sisi kiri jalan atau sisi kanan
atau kedua sisi bila hal itu memungkinkan,. Parkir paralel adalah cara paling
umum dilakasanakan untuk parkir mobil dipinggir jalan. Cara ini juga digunakan
dipelataran parkir ataupun gedung parkir khususnya untuk mengisi ruang parkir
yang parkir serong tidak memungkinkan.
b) Parkir tegak lurus
Dengan cara ini mobil diparkir tegak lurus, berdampingan, menghadap tegak
lurus ke lorong/gang, trotoar, atau dinding. Jenis mobil ini parkir lebih
terukur daripada parkir paralel dan karena itu biasanya digunakan di tempat di
pelataran parkir parkir atau gedung parkir. Sering kali, di tempat parkir mobil
menggunakan parkir tegak lurus, dua baris tempat parkir dapat diatur berhadapan
depan dengan depan, dengan atau tanpa gang di antara keduanya. Bisa juga parkir
tegak lurus dilakukan dipinggir jalan sepanjang jalan di mana parkir
ditempatkan cukup lebar untuk kendaraan keluar atau masuk ke ruang parkir.
c) Parkir serong
Salah satu cara parkir yang banyak digunakan dipinggir jalan ataupun di
pelataran maupun gedung parkir adalah parkir serong yang memudahkan kendaraan
masuk ataupun keluar dari ruang parkir. Pada pelataran ataupun gedung parkir
yang luas, diperlukan gang yang lebih sempit bila dibandingkan dengan parkir
tegak lurus.
IV. PEMBAHASAN
Gedung parkir sendiri ialah gedung yang khusus dibangun untuk tempat parkir
kendaraan, dengan demikian pemakaian lahan terutama di kawasan pusat kota dapat
dilakukan secara efisien. Gedung parkir dapat dikombinasikan dengan pusat
kegiatan, di mana lantai basement dan beberapa lantai di atasnya digunakan
untuk parkir dan selanjutnya di atasnya ditempatkan bangunan pusat kegiatan
seperti pertokoan, perkantoran dan pusat kegiatan lainnya.
• Desain
gedung parkir
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam desin gedung parkir,
yaitu:
I. Rampa naik turun
Untuk
bisa naik dan turun antar lantai digunakan rampa dengan kelandaian tertentu dan
dikelompokkan atas:
1. Rampa di dalam gedung, yang menghubungkan
lantai dengan lantai dengan kelandaian 15 % dan harus ditambah dengan
kelandaian yang lebih kecil pada awal dan akhir rampa sebesar 8 sampai 9 %
untuk menhindari tersangkutnya bemper depan atau belakang sedan.
2. Rampa di luar gedung, biasanya berbentuk
spiral ditempatkan di kedua sisi gedung bila satu arah atau disalah satu sisi
bila rampa spiral ini dibuat untuk arus dua arah.
3. Lift kendaraan, untuk menaikkan atau
menurunkan kendaraan ke lantai parkir. Perangkat ini biasanya ditempatkan pada
gedung parkir yang lahannya sangat terbatas.
II. Struktur bangunan
Bangunan
parkir dapat dibangun dengan dua cara yaitu dengan cara bertingkat biasa,
lantai satu di atas lantai lainnya atau split level yang dapat menghemat ruang
untuk pintu rampanya yang lebih pendek. Bangunan dapat dibangun dengan struktur
beton bertulang ataupun dengan rangka baja yang dikombinasi dengan lantai
beton.
III.
Lift
Gedung
parkir biasanya dilengkapi dengan lift dan atau tangga berjalan khususnya di
gedung parkir yang besar untuk memudahkan pengemudi/pengguna gedung parkir
untuk naik atau turun dari ruang parkir ke tempat kegiatan khususnya bagi
gedung parkir yang lantainya banyak.
IV. Keselamatan
Ada
beberapa aspek keselamatan yang perlu diperhatikan dalam pembangunan gedung
parkir, yaitu:
1. Dinding yang cukup kuat pada rampa ataupun
pada ruang parkir, mengingat beberapa kejadian mengenaskan terjadi di Jakarta
beberapa waktu yang lalu, di mana kendaraan terjun melalui dinding yang rusak
akibat ketabrak mobil yang sedang masuk atau keluar ruang parkir atau berjalan
di rampa.
2. Stopper parkir untuk menahan kendaraan yang
parkir tidak melampaui ruang parkir.
3. Sirkulasi udara di dalam ruang gedung parkir
Di kota-kota Jepang di mana lahan amat terbatas dan sangat mahal,
diciptakan parkir robotik di mana kendaraan yang akan diparkir disusun
sedemikian sehingga penggunaan ruang sangat efisien, kedaraan diangkat ke ruang
parkir dengan menggunakan robot disusun dengan jarak yang sangat berdekatan dan
tidak diperlukan ruang untuk kendaraan bersirkulai mencari ruang parkir yang kosong.
Untuk mengoperasikan, mengatur dan mencari kendaraan yang diparkir digunakan
sistem pintar yang dikelola oleh suatu program komputer.
V. KESIMPULAN
Perparkiran di dunia merupakan permasalah khusus untuk kota2 metropolitan.
Semuanya memang harus bisa di diskusikan dengan komprehensif, burhubungan
dengan jalan raya, transportasi serta perparkiran. Dengan konsep gedung parkir,
konvensional atau modern, seharusnya mulai banyak diterapkan di Indonesia.
Sistim perparkiran di di kota besar
memang sulit di atasi, tetapi bukan tidak bisa diatasi. Dengan
menerapkan konsep Park and Walk, yaitu parkir mobil di gedung parkir dan
nikmati berjalan kaki di trotoar yang nyaman menuju tujuan, akan didapat
beberapa keuntungan.
Pertama, lebar badan jalan tidak berkurang karena tidak adanya on-street
parking sehingga tidak terjadi penurunan kinerja jalan dan dengan demikian
mengurangi potensi terjadinya kemacetan lalu-lintas.
Kedua, dengan berkurangnya kemacetan lalu-lintas maka mengurangi akumulasi
polusi udara dari gas buang kendaraan bermotor yang terjadi pada kondisi
kemacetan lalu-lintas sehingga udara menjadi lebih sehat bagi warga kota.
Ketiga, membangun gaya hidup sehat bagi warga kota dengan membiasakan
berjalan kaki dalam jarak pendek dan sedang.
Keempat, penghematan energi BBM dari berkurangnya kemacetan lalu-lintas.
Konsep ini hanya bisa terwujud apabila terdapat sinkronisasi antara bangunan
parkir dengan ketersediaan trotoar yang mendukung aksesibilitas berjalan kaki
di kawasan yang bersangkutan.
Penyediaan gedung parkir seyogyanya tidak berdiri sendiri melainkan harus
terintegrasi dengan fasilitas trotoar yang akan mengantar ke tujuan-tujuan yang
diinginkan dengan lancar, nyaman, aman dan menyenangkan.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Gedung_parkir
https://id.wikipedia.org/wiki/Parkir
https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/123032/parkir-alternatif-mengatasi-kemacetan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar