Senin, 25 Maret 2019

KONSERVASI ARSITEKTUR GEDUNG BALAI KOTA BOGOR


A.  Sejarah
Balaikota Bogor terletak di Jalan Ir. H. Juanda No. 10, Kelurahan Pabaton, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Bangunan Balaikota Bogor ini dibangun pada tahun 1868, yang semula berfungsi sebagai Societeit. Societeit atau biasa disingkat menjadi soos, berarti klub dalam bahasa Belanda, merupakan perkumpulan yang didirikan sebagai tempat bergaul orang-orang Eropa di masa itu. Societeit menggunakan sistem keanggotaan, hanya kalangan pengusaha, priyayi, dan pejabat yang boleh datang ke klub eksklusif ini.


   Societeit pada akhir abad ke-19 didirikan di setiap kota besar, dan di banyak kota kecil, di Hindia Belanda. Societeit Harmonie di Batavia merupakan yang tertua, sudah ada sejak 1814, dan yang paling bergengsi hingga menjadi model bagi Societeit di seluruh Hindia Belanda. Meskipun gedung Societeit Harmonie sekarang sudah tidak ada, tapi masih menyisakan Harmoni sebagai nama sebuah kawasan di Jakarta Pusat.
De Societeit sendiri merupakan wadah untuk kalangan tertentu alias eksklusif di masa itu. Tidak semua orang bisa masuk ke dalamnya. Biasanya yang hadir berasal dari kalangan de Buitenzorg atau Istana Bogor atau para tamu dan pejabat penting lainnya. Sisi ekslusivitas juga dijaga dari warna kulit. Orang pribumi hanya bisa masuk ke dalam De Societeit dalam fungsi sebagai pelayan dan bukan sebagai tamu.

Pada awalnya, pendirian klub-klub sosial ini merupakan bagain dari upaya pihak penguasa kolonial untuk menciptakan sebuah batas antara “dunia beradab” dan “dunia tak beradab” dengan membatasi introduksi kebudayaan Barat hanya pada lingkaran komunitas orang Eropa. Louis Couprerus dalam novel De Stille Kracht mengatakan bahwa keberadaan Societet berhubungan dengan proses globalisasi yang  didorong oleh perdagangan komoditas perkebunan di awal abad ke-19. Kegiatan dagang terbuka yang diinisiasi oleh VOC mengundang orang-orang Eropa yang bekerja sebagai administratur perkebunan dan pemerintahan. Selain itu, hadir pula dokter, seniman, dan makelar. Mereka bersosialita sebagai himpunan elit akibat pertemanan sembari menggelar resepsi, pesta musik, dan pertunjukkan selebritas lainnya.


     Penguasa baru Hindia Belanda lalu membangun infrastruktur kota modern seperti perkantoran, layanan pos, dan jaringan kereta api. Dikarenakan, rumah-rumah kelompok-kelompok elit tidak lagi mencukupi untuk kegiatan sosialita, maka dibangunlah gedung untuk menampung kegiatan para sosialita di masa itu. Gedung tersebut dilengkapi dengan fasilitas untuk pertunjukkan drama, pesta sekolah, dan pertandingan persahabatan. Di dalamnya terdapat pula ruang santai, perpustaan, meja biliar, dan fasilitas-fasilitas rekreatif lainnya.
Fungsi De Societeit sebagai sebuah tempat hiburan malam kalangan eksklusif berlangsung hingga hampir 60 tahun. Perannya berubah setelah kedudukan Bogor atau Buitenzorg berubah di tahun 1926. Ketika itu Buitenzorg dalam struktur pemerintahan berubah menjadi Staads Gemeente alias kotapraja. Pada masa ini De Societeit menjadi kantor Gemeente alias sudah menjadi tempat pemerintahan. Mirip dengan fungsinya sekarang.
Setahun setelah Pengakuan Kemerdekaan Indonesia tahun 1949, nama De Societeit pun berakhir. Perubahan tersebut terkait juga dengan perannya yang baru dalam pemerintahan Indonesia. De Societeit menjadi Markas Komando Resort 061/ Surya Kencana. Tempat ini menjadi markas militer yang membawahi Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Kabupaten Bogor. Peran yang disandangnya hingga 21 tahun berikutnya, tepatnya hingga tahun 1971. Namanya sendiri tidak berubah dan tetap sama hingga tahun 1950. Barulah di tahun 1971 tersebut ketika jabatan walikota Bogor dipegang oleh Achmad Syam, tempat tersebut difungsikan sebagai Balai Kota Bogor.

B.  Langgam Bangunan
Jika melihat gedung-gedung Societeit di beberapa kota di Indonesia, pada umumnya dibangun dalam kurun waktu 1810-1910 dengan gaya arsitektur yang cenderung seragam. Semua gedung dibuat dengan gaya Eropa, yakni sosok yang menjulang tinggi, berwarna putih, disertai pilar-pilar besar, namun disesuaikan dengan iklim Indonesia. Hal ini terlihat dari pintu dan daun jendela dalam ukuran besar dan banyak. Sirkulasi udara terjaga. Ruang-ruang tertata dengan sorotan lampu dalam bentuk yang menarik.


   Dari segi arsitektur, gedung ini punya skala monumental yang baik. Selain ukurannya yang gigantis juga cara meletakkannya di depan lapangan kosong, yang biasanya digunakan untuk parade dan kegunaan lainnya. Sehingga keseluruhan gedung dapat terlihat dengan jelas. Penggambaran tersebut sesuai dengan foto gedung Societeit Bogor tahun 1900. Gedung tersebut berada di tanah yang lapang.


     Ciri khas dari arsitektur gedung Societeit bisa ditengarai dari denahnya yang berbentuk simetri penuh. Di bagian tengah terdapat apa yang disebut sebagai Central Room yang terdiri dari kamar tidur utama dan kamar tidur lainnya. Central Room tersebut berhubungan langsung dengan teras depan dan teras belakang (Voor Galerij dan Achter Galerij). Teras tersebut biasanya luas dan di ujungnya terdapat barisan kolom yang bergaya Yunani atau Romawi dengan pilar-pilar Doric, Ionic, atau Corinthian. Dapur, kamar mandi/WC, gudang dan daerah pelayanan lainnya merupakan bagian yang terpisah dari bangunan utama dan letaknya ada di bagian belakang.
Gedung Balai Kota ini memiliki luas bangunan 2.639,7 m² di atas lahan seluas 9.060 m². Gedung utama Balai Kota berdenah persegi panjang menghadap ke arah Jalan Ir. H. Juanda atau Istana Bogor, dan memiliki halaman yang cukup luas. Bangunan ini diberi cat warna putih dan dibagian muka gedung memiliki pilar-pilar ramping yang indah sehingga tampak terkesan bangunan megah. Atap bangunan tidak tinggi, relatif rendah. Sedangkan pada bagian badan bangunan diberi profil geometrik pada bagian-bagian dahi jendela dan pintu. Pada bagian kaki bangunan diberi batu alam. Gedung ini dimanfaatkan sebagai Kantor Walikota Bogor. Begitu juga beberapa perkantoran Kota Bogor terdapat pada bagian belakang yang merupakan bangunan tambahan (baru dan tidak menempel pada bangunan lama), seperti Disbidpar, Dinas Pendidikan, dan sebagainya.

C.  Tahap Pemugaran


     Balai Kota Bogor termasuk dalam daftar bangunan Cagar Budaya Bogor. Meskipun di dalam kompleks yang sama telah dibangun berbagai perkantoran penunjang kegiatan pemerintahan Bogor, bangunan yang menjadi balai kota tidak mengalami perubahan banyak. Gaya arsitektur kolonial peninggalan Belanda yang dianut masih terlihat kental. Meskipun demikian, bangunan Balai Kota Bogor seperti sekarang, sudah tidak 100% mengadopsi gaya bangunan khas Eropa masa lalu.
Pada tahun 1950, bangunannya sudah mengalami perubahan. Unsur lokal dari bangunan Sunda dimasukan dalam struktur bangunan. Hal tersebut bisa terlihat dari bentuk atap segitiga, pilar-pilar yang ramping serta berbagai ukiran kayu yang mencirikan perpaduan kedua gaya. Sejak saat itu , bangunan kantor walikota ini tidak mengalami perubahan selain beberapa perbaikan.

Sumber :
http://lovelybogor.com/balai-kota-bogor-sang-klub-sosialita/
http://ridapril.blogspot.com/2012/07/konservasi-arsitektur-balaikota-bogor.html
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbanten/balaikota-bogor-dahulu-dan-kini/
https://situsbudaya.id/sejarah-gedung-balai-kota-bogor/

Senin, 11 Maret 2019

KONSERVASI ARSITEKTUR


Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, (Inggris)Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah
  • Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
  • Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam
  • (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kimia atau transformasi fisik.
  • Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan
  • Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.
          Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Cagar alam dan suaka margasatwa merupakan Kawasan Suaka Alam (KSA), sementara taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam merupakan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).
          Cagar alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tunbuhan, satwa, atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Suaka margasatwa mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwanya.
          Taman nasional mempunyai ekosistem asli yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman hutan raya untuk tujuan koleksi tumbuhan dan satwa yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Taman wisata alam dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

Konservasi Arsitektur
 Konservasi arsitektur adalah penyelamatan suatu obyek/bangunan sebagai bentuk apreasiasi pada perjalanan sejarah suatu bangsa, pendidikan dan pembangunan wawasan intelektual bangsa antar generasi.
          Dalam Burra Charter konsep konservasi adalah semua kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan yang telah dirumuskan dalam piagam tersebut. Konservasi adalah konsep proses pengelolaan suatu tempat atau ruang atau obyek agar makna kultural yang terkandung didalamnya terpelihara dengan baik. Pengertian ini sebenarnya perlu diperluas lebih spesifik yaitu pemeliharaan morfologi (bentuk fisik) dan fungsinya. Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut. Bila dikaitkan dengan kawasan maka konservasi kawasan atau sub bagian kota mencakup suatu upaya pencegahan adanya aktivitas perubahan sosial atau pemanfaatan yang tidak sesuai dan bukan secara fisik saja.

Sasaran Konservasi
  • Mengembalikan wajah dari obyek pelestarian.
  • Memanfaatkan obyek pelestarian untuk menunjang kehidupan masa kini.
  • Mengarahkan perkembangan masa kini yang diselaraskan dengan perencanaan masa lalu, tercermin dalam obyek pelestarian.
  • Menampilkan sejarah pertumbuhan lingkungan kota, dalam wujud fisik tiga dimensi Lingkup Kegiatan.
Ruang Lingkup Konservasi :
Kategori obyek konservasi :
  • Lingkungan Alami (Natural Area)
  • Kota dan Desa (Town and Village)
  • Garis Cakrawala dan Koridor pandang (Skylines and View Corridor)
  •  Kawasan (Districts)
  •  Wajah Jalan (Street-scapes)
  • Bangunan (Buildings)
  • Benda dan Penggalan (Object and Fragments)
Manfaat Konservasi :
  • Memperkaya pengalaman visual
  • Memberi suasana permanen yang menyegarkan
  • Memberi kemanan psikologis
  •  Mewariskan arsitektur
  • Asset komersial dalam kegiatan wisata internasional

Pelaksanaan Konservasi Dalam Arsitektur
Arsitektur menempatkan fakta kesejarahan dan makna bangunan bagi kehidupan manusia dengan upaya memelihara teknis serta nilai fungsinya. Pelestarian bangunan bersejarah harus membuka penafsiran baru akan makna baru. Berarti harus diimplemntasikan konsep-konsep dalam perencanaan dan perancangan arsitektur seperti keterkaitan antarkeberadaan bangunan dan eksistensi pemakainya menyangkut kenyamanan.

Dasar Pelaksanaan Konservasi
      Pelaksanaan konservasi mengacu prinsip utama mempertahankan karakter fisik yang ada dan memberikan manfaat baru.
Skala atau lingkup konservasi dapat meliputi :
1. Suatu kota atau desa secara keseluruhan (historic town or village) misalnya desa adat Tenganan di Bali, Kampung Naga
2.  Suatu daerah bagian kota (historic town distric) misalnya Kota Lama Semarang, Kompleks Keraton Yogyakarta dan Kraton Surakarta
3.   Bangunan atau karya arsitektur tunggal, misalnya Lawang Sewu dan mesjid Kauman
4.  Rumah Museum (house Museum) rumah yang mempunyai nilai historis dan sudah tidak berfungsi sebagai rumah tetapi sebagai museum misalnya Rumah George Washington, Rumah Rengas Dengklok, Rumah Bung Karno di Peganggsaan Timur Jakarta.
5. Ruang Historic (Historic Room) sebuah ruang yang mempunyai nilai sejarah misalnya Surennder Room, ruang tempat jenderal jepang menyerah pada sekutu.

Penerapan Konservasi dalam Desain Arsitektur
Beberapa konsep yang dapat dikembangkan tentang istilah dasar pelestarian adalah :
1.  Konservasi, adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat agar makna budayanya tetap terpelihara. Ini meliputi pemeliharaan dan sesuai dengan keadaan yang meliputi Preservasi, Restorasi, Rekonstruksi dan Adaptasi.
2.  Pemeliharaan adalah perawatan yang terus menerus dari bangunan , makna dan penataan suatu tenmpat dan harus dibedakan dari perbaikan. Perbaikan mencakup restorasi dan rekonstruksi dan harus dilaksanakan sesuai dengannya.
3.  Preservasi adalah mempertahankan (melestarikan) yang telah dibangun disuatu tempat dalam keadaan aslinya tanpa ada perubahan dan mencegah penghancuran.
4.  Restorasi adalah mengembalikan yang telah dibangun di suatu tempat ke kondisi semula yang diketahui, dengan menghilangkan tambahan atau membangun kembali komponen-komponen semula tanpa menggunakan bahan baru.
5.  Rekonstruksi adalah membangun kembali suatu tempat sesuai mungkin dengan kondisi semula yang diketahui dan diperbedakan dengan menggunakan bahan baru atau lama.
6.    Adaptasi adalah merubah suatu tempat sesuai dengan penggunaan yang dapat digabungkan.
7.   Demolisi adalah penghancuran bangunan atau suatu tempat , tidak masuk dalam kategori pelestarian.

Konsep Heritage Investment
Konservasi berkaitan erat dengan nilai sosial ekonomi bangunan dan kawasannya. Sehingga pemahaman tentang pentingnya revitalisasi yang terkait erat dengan pengembangan ekonomi lingkungan perlu diupayakan untuk merubah dan menumbuhkan minat masyarakat dan swasta untuk melakukan investasi pada pelestarian pusaka alam dan budaya. Dengan demikian semangat konservasi menjadi fondasi untuk kemitraan yang akan ditumbuhkan. Penyertaan swasta untuk melakukan investasi di bidang ini memerlukan komitmen jangka panjang dan kapasitas pengelolaan yang andal. Selain menyiapkan dokumen rancangan untuk heritage investment sehingga revitalisasi kawasan dapat berkembang berkelanjutan. Aspek-aspek perlu dipersiapkan, antara lain :
1. Stabilitas peraturan yang mendukung masa depan kawasan revitalisasi. Investor selalu mempertimbangkan resiko bila akan investiasi di kawasan tertentu.
2. Perlu ada pilot project investasi yang dapat ditunjukkan keberhasilannya sehingga dapat dijadikan alat promosi mengundang sektor swasta.
3. Perlu dipersiapkan mekanisme agar penduduk lokal justru tidak terpinggirkan dengan kehadiran investor dari luar. Justru invenstasi mandiri oleh lokal diprioritaskan.

Peran Arsitek Dalam Konservasi :
Internal :
  • Meningkatkan kesadaran di kalangan arsitek untuk mencintai dan mau memelihara warisan budaya berupa kawasan dan bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi.
  • Meningkatkan kemampuan serta penguasaan teknis terhadap jenis-jenis tindakan pemugaran kawasan atau bangunan, terutama teknik adaptive reuse
  • Melakukan penelitian serta dokumentasi atas kawasan atau bangunan yang perlu dilestarikan.
Eksternal :
  • Memberi masukan kepada Pemda mengenai kawasan-kawasan atau bangunan yang perlu dilestarikan dari segi arsitektur.
  • Membantu Pemda dalam menyusun Rencana Tata Ruang untuk keperluan pengembangan kawasan yang dilindungi (Urban Design Guidelines)
  • Membantu Pemda dalam menentukan fungsi atau penggunaan baru bangunan-bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi yang fungsinya sudah tidak sesuai lagi (misalnya bekas pabrik atau gudang) serta mengusulkan bentuk konservasi arsitekturalnya.
  • Memberikan contoh-contoh keberhasilan proyek pemugaran yang dapat menumbuhkan keyakinan pengembang bahwa dengan mempertahankan identitas kawasan/bangunan bersejarah, pengembangan akan lebih memberikan daya tarik yang pada gilirannya akan lebih mendatangkan keuntungan finansial.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Konservasi
https://urbanpages.wordpress.com/pelaksanaan-konservasi-dalam-arsitektur/
https://wikimelo.wordpress.com/2016/08/04/pengertian-konservasi-arsitektur/